Minggu, 10 Maret 2013

                               cinta segitiga

                    

Di suatu sore disebuah rumah makan yang terletak dipusat kota Jakarta, terlihat Riska sedang duduk menyantap makanannya. Tanpa disadarinya terlihat juga sepasang mata memperhatikannya dari sebuah kursi yang tak jauh dari tempat duduknya.

’’eh Reza,disini juga.’’ Sapa Riska saat tersadar ada Reza didekatnya.


‘’iya, boleh aku duduk disitu?’’ jawab Reza.


‘’kenapa tidak…’’ sahut Riska.


Mereka pun mengobrol dan terciptalah keakraban diantara mereka,padahal selama 2 tahun ini mereka satu sekolahan,tapi mereka jarang sekali bertegur sapa, dan entah kenapa hari itu Reza dan Riska terlihat akrab.


‘’besok weekend ya.. kamu ada planing kemana?” Tanya Reza.


“gak ada rencana sih mau kemana. Ya paling jalan sama teman-teman” jawab Riska


Obrolan itu terhenti saat reza menerima telepon, dan dia pamit untuk pulang lebih dulu karena mendapat panggilan untuk menjemput adiknya. Selepas Reza pergi tinggallah Riska duduk sendiri lagi.


“ bosen ah, mendingan aku online dech.”gumam Riska sambil membuka akun facebooknya.


Riska meng-update status yang bertuliskan lirik sebuah lagu yang baru saja didengarnya.


“bodohnya diriku selalu menunggumu yang tak pernah untuk bisa mencintai aku.”


Beberapa saat setelah menulis status itu,mampir sebuah pemberitahuan bahwa Sisil, sahabat dekat Riska mengomentari statusnya.


“siapa sih ka? Kayaknya lagi mendam rasa ‘ma seseorang ya,, cerita dong..”


Rischa memang tidak pernah menceritakan kepada siapapun bahwa selama ini dia sedang menyimpan rasa pada seseorang. Hanya diari mungilnya yang menjadi saksi bisu gundah gulana hatinya. Dia berusaha mengelak dari pertanyaan Sisil.


“gak kok,itu cuma lirik lagu aja…” jawab Riska.


Memang sudah lama Riska memperhatikan Vino,teman satu sekolahannya, namun tak ada keberanian untuk mengatakannya. Mereka hanya bisa mengobrol seperti teman biasa, dan Riska risih jika harus berhadapan dengan Vino,karena dia harus menutupi rasa gugupnya.


***


“hai Vin,,ujan-ujan gini mau pulang?” Tanya Riska saat bertemu Vino di parkiran sekolah.


“nunggu ujan sih lama, ujan kayak gini biasanya awet loh..” sahut Vino ramah.


“oh,ya udah..hati-hati ya,,,” pesan Riska.


Senyum mengembang di bibirnya karena baru saja berpapasan dengan pujaan hati tercinta. Sesampainya dirumah,Riska masih saja teringat wajah Vino tadi,tiba-tiba dering handphone membuyarkan lamunannya. Satu pesan dari Rian, teman satu sekolahannya.


“hai Ka..lag ngapain? udah makan belum?” begitulah isi sms tersebut.


“ngapain lagi Rian nhi sms,,gak kapok-kapok juga apa.” Batin Riska kesal.


Begitulah Rian, selalu membuat Riska risih dengan sikapnya. Selalu sms gak jelas,gak penting pula. Kalau mereka ketemu, pati selalu saja ada kejahilan yang dibuat Rian kepada Riska. Riska sering dibuat kesal dengan sikap Rian terhadapnya yang dia sendiri tidak tahu apa maksud dan tujuan dari Rian bersikap seperti itu.


“mending aku mikirin Vino. Andai saja Vino yang sms. Aminnnnn,,”gumam riska.


Lagi-lagi Riska meng-update status facebok-nya yang bernada sedih.


“oh mungkin aku bermimpi menginginkan dirimu….” Begitulah lirik lagu yang menjadi status facebooknya.


“aduh..ngapain sih mikirin Vino lagi,gak bisa berhenti bentar aja kenapa. Kalau bisa jangan berharap lebih deh sama dia,,lupain aja perasaan ini. Lagian dia juga gak bakalan tau perassan aku kalau aku gak ngasih tau ke dia,kalau aku cuma diem aja. Lagian ternyata susah juga nyimpan rasa ini sendirian.” Batin Riska berbicara sendiri.


Besoknya dia memutuskan untuk menceritakan tentang perasaan gundah gulananya selama ini dengan Deva, sahabatnya.


“udahlah Ka,ngapain sih ngarepin yang gak pasti. Toh, dia kan juga gak tau. Angggap aja kamu itu cuma mengagumi.” Saran Deva.


“ya niatnya sih emang mau ngelupain dia, tapi kan kita satu sekolah. Tiap hari ketemu, gimana caranya ngelupain? Mana tiap ketemu dia,aku jadi lupa sama niatku buat ngelupain dia.”


“waduh,,kenapa jadi aku yang bingung ya? Gini aja, kamu jangan maksain buat ngelupain dia, jalanin aja dulu..siapa tahu lama-lama dia bakalan nangkap sinyal-sinyal kamu dan bakalan tahu perasaan kamu ke dia. Kamu berdo’a aja.”


“eh tapi Va, gue juga ngerasa sinyal-sinyal dari dia. Kadang nih ya,aku sering ngeliatin dia.. eh kadang aku sering ketemu mata sama dia.’


“jangan-jangan tanpa kamu tahu,dia juga sering ngeliatin kamu.”


“hmm…..semoga aja, jadi aku gak galau lagi, ya gak?”


‘amiinn..aku do’ain aja deh.”


***